12 Mei 2018
Gladi Latihan PPRC 2018 (photo : TNI AU)
Ini daftar arsenal TNI pada latihan PPRC di Timika
Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, akan memantau langsung latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI 2018 dari Timika, Papua.
Latihan PPRC TNI 2018 ini berbeda dengan latihan PPRC TNI sebelumnya dimana latihan PPRC TNI 2018 dilaksanakan di tiga tempat yang berbeda yaitu Timika, Pulau Morotai (Maluku Utara), dan Selaru (Maluku Tenggara Barat, Maluku).
Dari segi jarak, jarak Timika-Pulau Morotai adalah 1.244 kilometer, Timika-Pulau Selaru adalah 800 kilometer, dan Pulau Morotai-Pulau Selaru sekitar 1.500 kilometer. Sebagai perbandingan, jarak Pulau Miangas dan Pulau Rote sebagai titik paling utara dan paling selatan Indonesia sekitar 2.200 kilometer.
Komandan Satuan Tugas Penerangan Latihan PPRC TNI 2018, Kolonel Artilerei Medan Edwin Habel, di Timika, Jumat, Tjahjanto akan memakai teknologi video konferensi jarak jauh untuk memonitor latihan besar terpadu TNI itu, karena medan pelaksanaan operasi itu ada di tiga tempat secara simultan.
Skenario umum yang diterapkan adalah TNI mengerahkan pasukan PPRC TNI untuk menghancurkan kekuatan musuh Indonesia di Pulau Selaru, Timika, dan Morotai.
Latihan PPRC TNI ini diikuti 8.018 prajurit TNI, terdiri dari 6.398 orang pelaku dan 1.620 orang penyelenggara.
Sedangkan arsenal dan sistem persenjataan yang dilibatkan dari matra darat mulai dari mortir 81 milimeter untuk tingkat regu pasukan infantri, helikopter Bell-412, helikopter Mil Mi-17, dan helikopter AS-550 Fennec.
Sedangkan dari TNI AL adalah kapal perang korvet kelas Parchim, kapal perang LPD kelas Banjarmasin dan kapal pendarat tank (LST), kapal perang korvet kelas SIGMA, kapal perang pendarat pasukan, kendaraan pendarat kelas K-61, helikopter Bell-412, tank pendarat BTR-50P, tank amfibi BVP-2, tank amfibi LVTP-7, tank amfibi BMP-3F, dan meriam Howitzer 105 milimeter.
Dari unsur TNI AU melibatkan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, EMB-314 Super Tucano, CN-295, C-130 Hercules, Boeing B-737, helikopter NAS-332 Super Puma, dan AS-725 Caracal. (Antara)
Gladi Latihan PPRC 2018 (photo : SiagaIndonesia)
TNI AU Siapkan 14 C-130 Hercules
Lama Tidak Dilatihkan, TNI Akan Terjunkan Pasukan PPRC di Timika, Morotai, dan Selaru
02 Mei 2018
Saat memimpin alih Kodal PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) TNI dari Divisi Infanteri I Kostrad kepada Divif II Kostrad di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang (23/2/2018), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto kala itu meminta TNI AU untuk menyiapkan 14 pesawat C-130 Hercules guna mendukung latihan PPRC di bulan Mei 2018.
Maka mendekati hari H, kesiapan yang diminta Panglima TNI pun sudah mendekati harapan. Beberapa waktu lalu mylesat.com sempat menanyakan kesiapan Hercules kepada Komandan Koharmatau TNI AU Marsda TNI Dento Priyono.
Ia mengatakan bahwa TNI AU siap mendukung permintaan Panglima TNI dengan menyiapkan pesawat sesuai yang dinginkan. “Mudah-mudahan bisa nyiapin 16, karena ada cadangan,” ujarnya.
Terkait rencana latihan PPRC TNI ini, Panglima TNI membuka gladi posko latihan PPRC TNI di Markas Divif II Kostrad di Malang, Jawa Timur, Senin (30/4/2018).
Latihan PPRC TNI kali ini dilaksanakan di tiga trouble spot yaitu di Timika, Morotai, dan Selaru. Selaru sendiri berada di Maluku Tenggara Bara.
Sekaligus usai memberikan taklimat kepada para perwira pelaku, pengendali, dan pengawas latihan, Marsekal Hadi meninjau posko Satgas.
Dalam peninjauannya, Panglima TNI mendapat laporan kesiapan semua unsur yang akan terlibat dalam latihan.
“Ini latihan di tiga trouble spot, yang selama sekian tahun baru sekarang kita lakukan lagi, sehingga segala permasalahan mulai dari saat persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran tentu ada. Nanti akan menjadi evaluasi agar tidak terulang dalam latihan tahun 2019,” urai Marsekal Hadi kepada awak media di Madivif II Kostrad.
Dalam taklimatnya kepada para perwira, Panglima TNI mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai tingkat kerawanan sangat tinggi.
Untuk itu, kata Hadi, Indonesia memerlukan daya yang tangguh dalam menghadapi setiap ancaman, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri.
Guna mewujudkan hal tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun kekuatan TNI sebagai komponen pertahanan yang tangguh.
“PPRC TNI sebagai salah satu satuan operasional TNI, memiliki tugas sebagai penindak awal, oleh karenanya dalam pelaksanaan latihan ini saya ingin melihat secara riil sampai sejauh mana PPRC TNI mampu melaksanakan tugas dihadapkan kepada skenario tiga trouble spot secara bersamaan,” tutur Panglima lagi.
See full article MyLesat
Gladi Latihan PPRC 2018 (photo : TNI AU)
Ini daftar arsenal TNI pada latihan PPRC di Timika
Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, akan memantau langsung latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI 2018 dari Timika, Papua.
Latihan PPRC TNI 2018 ini berbeda dengan latihan PPRC TNI sebelumnya dimana latihan PPRC TNI 2018 dilaksanakan di tiga tempat yang berbeda yaitu Timika, Pulau Morotai (Maluku Utara), dan Selaru (Maluku Tenggara Barat, Maluku).
Dari segi jarak, jarak Timika-Pulau Morotai adalah 1.244 kilometer, Timika-Pulau Selaru adalah 800 kilometer, dan Pulau Morotai-Pulau Selaru sekitar 1.500 kilometer. Sebagai perbandingan, jarak Pulau Miangas dan Pulau Rote sebagai titik paling utara dan paling selatan Indonesia sekitar 2.200 kilometer.
Komandan Satuan Tugas Penerangan Latihan PPRC TNI 2018, Kolonel Artilerei Medan Edwin Habel, di Timika, Jumat, Tjahjanto akan memakai teknologi video konferensi jarak jauh untuk memonitor latihan besar terpadu TNI itu, karena medan pelaksanaan operasi itu ada di tiga tempat secara simultan.
Skenario umum yang diterapkan adalah TNI mengerahkan pasukan PPRC TNI untuk menghancurkan kekuatan musuh Indonesia di Pulau Selaru, Timika, dan Morotai.
Latihan PPRC TNI ini diikuti 8.018 prajurit TNI, terdiri dari 6.398 orang pelaku dan 1.620 orang penyelenggara.
Sedangkan arsenal dan sistem persenjataan yang dilibatkan dari matra darat mulai dari mortir 81 milimeter untuk tingkat regu pasukan infantri, helikopter Bell-412, helikopter Mil Mi-17, dan helikopter AS-550 Fennec.
Sedangkan dari TNI AL adalah kapal perang korvet kelas Parchim, kapal perang LPD kelas Banjarmasin dan kapal pendarat tank (LST), kapal perang korvet kelas SIGMA, kapal perang pendarat pasukan, kendaraan pendarat kelas K-61, helikopter Bell-412, tank pendarat BTR-50P, tank amfibi BVP-2, tank amfibi LVTP-7, tank amfibi BMP-3F, dan meriam Howitzer 105 milimeter.
Dari unsur TNI AU melibatkan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, EMB-314 Super Tucano, CN-295, C-130 Hercules, Boeing B-737, helikopter NAS-332 Super Puma, dan AS-725 Caracal. (Antara)
Gladi Latihan PPRC 2018 (photo : SiagaIndonesia)
TNI AU Siapkan 14 C-130 Hercules
Lama Tidak Dilatihkan, TNI Akan Terjunkan Pasukan PPRC di Timika, Morotai, dan Selaru
02 Mei 2018
Saat memimpin alih Kodal PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) TNI dari Divisi Infanteri I Kostrad kepada Divif II Kostrad di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang (23/2/2018), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto kala itu meminta TNI AU untuk menyiapkan 14 pesawat C-130 Hercules guna mendukung latihan PPRC di bulan Mei 2018.
Maka mendekati hari H, kesiapan yang diminta Panglima TNI pun sudah mendekati harapan. Beberapa waktu lalu mylesat.com sempat menanyakan kesiapan Hercules kepada Komandan Koharmatau TNI AU Marsda TNI Dento Priyono.
Ia mengatakan bahwa TNI AU siap mendukung permintaan Panglima TNI dengan menyiapkan pesawat sesuai yang dinginkan. “Mudah-mudahan bisa nyiapin 16, karena ada cadangan,” ujarnya.
Terkait rencana latihan PPRC TNI ini, Panglima TNI membuka gladi posko latihan PPRC TNI di Markas Divif II Kostrad di Malang, Jawa Timur, Senin (30/4/2018).
Latihan PPRC TNI kali ini dilaksanakan di tiga trouble spot yaitu di Timika, Morotai, dan Selaru. Selaru sendiri berada di Maluku Tenggara Bara.
Sekaligus usai memberikan taklimat kepada para perwira pelaku, pengendali, dan pengawas latihan, Marsekal Hadi meninjau posko Satgas.
Dalam peninjauannya, Panglima TNI mendapat laporan kesiapan semua unsur yang akan terlibat dalam latihan.
“Ini latihan di tiga trouble spot, yang selama sekian tahun baru sekarang kita lakukan lagi, sehingga segala permasalahan mulai dari saat persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran tentu ada. Nanti akan menjadi evaluasi agar tidak terulang dalam latihan tahun 2019,” urai Marsekal Hadi kepada awak media di Madivif II Kostrad.
Dalam taklimatnya kepada para perwira, Panglima TNI mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai tingkat kerawanan sangat tinggi.
Untuk itu, kata Hadi, Indonesia memerlukan daya yang tangguh dalam menghadapi setiap ancaman, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri.
Guna mewujudkan hal tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun kekuatan TNI sebagai komponen pertahanan yang tangguh.
“PPRC TNI sebagai salah satu satuan operasional TNI, memiliki tugas sebagai penindak awal, oleh karenanya dalam pelaksanaan latihan ini saya ingin melihat secara riil sampai sejauh mana PPRC TNI mampu melaksanakan tugas dihadapkan kepada skenario tiga trouble spot secara bersamaan,” tutur Panglima lagi.
See full article MyLesat