31 Mei 2018
Water cannon produksi Pindad-Tata (photos : IMF)
PM Modi ke Indonesia, 9 Kerja Sama Diteken
Bisnis.com, JAKARTA - Kedatangan Perdana Menteri India Narendra Modi ke Indonesia kali ini langsung membuahkan sekitar sembilan kerja sama government to government (G to G) dan enam kerja sama non-G to G antara Indonesia dengan India.
Dalam pernyataan bersamanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kunjungan perdana PM Modi ke Indonesia menandakan sejarah persahabatan yang kuat antara kedua negara. Saat ini, dia mengemukakan India merupakan mitra dagang terbesar di Asia Selatan dan Tengah dengan nilai perdagangan hampir mencapai US$15 miliar.
“Nilai strategis juga ditunjukkan dengan adanya pembaharuan kerja sama pertahanan dan joint production industry strategies, termasuk pembuatan water cannon yang telah dilakukan. Oleh karena itu, kita sepakat meningkatkan kemitraan strategis ke kemitraan strategis komprehensif. Dan dengan strategis komprehensif, hubungan bilateral Indonesia dan India semakin kokoh dan baik,” ujar Jokowi, Rabu (30/5/2018).
Adapun, kesembilan nota kesepahaman yang diteken oleh kedua negara yakni kerja sama di bidang pertahanan, eksplorasi dan penggunaan antariksa untuk tujuan damai, bidang perkeretaapian, ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan kapaitas aparatur sipil negara, dialog kebijakan antar pemerintah dan interaksi antar lembaga kajian, kesehatan, kerja sama sister city antara Bali dengan Uttarakhand, dan farmasi.
Sementara itu, khusus untuk kerja sama non- G to G, kerja sama dilakukan antara Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan International Institute of Information Technology, Bangalore.
Lalu, kerja sama Kamar Dagang Industri (Kadin) dan Confederation of Indian Industries (CII), PT Pindad (Persero) dan Bhukanvala, PT Kalbe Farma dan The Himalaya Drug Company, Twinning Heritage Prambanan dan Taj Mahal, serta nota kesepahaman antara Museum Layang-layang dan Museum Ahmedabad India. (Bisnis)
Bersama Tata, Pindad Siap Produksi Water Cannon dan Truk 2,5 Ton
Bisnis.com, JAKARTA - PT Pindad (Persero) telah meneken kerjasama produksi dengan Tata Motors Ltd guna mengembangkan kendaraan keperluan militer.
Direktur Tekonologi dan Pengembangan PT Pindad Ade Bagja mengungkapkan terkait produk, proyeksi tahap awal mencakup kendaraan jenis berat seperti water cannon dan kendaraan taktis truk kelas 2,5 ton. Selain itu, lanjut Ade, produksi awal juga menyasar kendaraan khusus untuk pengamanan kerusuhan.
Untuk kendaraan komersial, Ade menjelaskan masih terbuka kemungkinan untuk kendaraan keamanan di bidang niaga. “Namun itu masih dalam tahap pembicaraan serta menunggu konfrimasi,” jelasnya kepada Bisnis.com, Minggu malam (22/1/2017).
Selain jenis kendaraan pendukung operasional, kerjasama Pindad dan Tata inipun berniat menciptakan kendaraan tempur. Terkait produk tersebut, sejauh ini masih harus dikembangkan guna menyesuaikan spesifikasi.
“Kendaraan ini tergantung kebutuhan pengguna [TNI/Polri],” tambah Ade.
Saat ini, lanjut Ade, kedua korporasi melakukan pertemuan intensif untuk melakukan kajian bisnis dan teknis. Hingga kini, kajian itu dalam tahap pengembangan konsep implementasi kesepakatan.
“Sehingga nilai investasi pun belum bisa ditentukan saat ini karena sangat tergantung hasil kajian bersama tersebut,” ujarnya.
Kesepakatan kerjasama keduanya diteken pada November tahun lalu. Selang sebulan, dalam lawatan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke India, kerjasama itupun kembali disinggung.
Inti kerjasama tersebut adalah saling sokong dalam pengembangan dan produksi kendaraan militer. Jenis kendaraan tersebut antara lain meliputi kebutuhan distribusi logistik dan orang. (Bisnis)
Water cannon produksi Pindad-Tata (photos : IMF)
PM Modi ke Indonesia, 9 Kerja Sama Diteken
Dalam pernyataan bersamanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kunjungan perdana PM Modi ke Indonesia menandakan sejarah persahabatan yang kuat antara kedua negara. Saat ini, dia mengemukakan India merupakan mitra dagang terbesar di Asia Selatan dan Tengah dengan nilai perdagangan hampir mencapai US$15 miliar.
“Nilai strategis juga ditunjukkan dengan adanya pembaharuan kerja sama pertahanan dan joint production industry strategies, termasuk pembuatan water cannon yang telah dilakukan. Oleh karena itu, kita sepakat meningkatkan kemitraan strategis ke kemitraan strategis komprehensif. Dan dengan strategis komprehensif, hubungan bilateral Indonesia dan India semakin kokoh dan baik,” ujar Jokowi, Rabu (30/5/2018).
Adapun, kesembilan nota kesepahaman yang diteken oleh kedua negara yakni kerja sama di bidang pertahanan, eksplorasi dan penggunaan antariksa untuk tujuan damai, bidang perkeretaapian, ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan kapaitas aparatur sipil negara, dialog kebijakan antar pemerintah dan interaksi antar lembaga kajian, kesehatan, kerja sama sister city antara Bali dengan Uttarakhand, dan farmasi.
Sementara itu, khusus untuk kerja sama non- G to G, kerja sama dilakukan antara Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan International Institute of Information Technology, Bangalore.
Lalu, kerja sama Kamar Dagang Industri (Kadin) dan Confederation of Indian Industries (CII), PT Pindad (Persero) dan Bhukanvala, PT Kalbe Farma dan The Himalaya Drug Company, Twinning Heritage Prambanan dan Taj Mahal, serta nota kesepahaman antara Museum Layang-layang dan Museum Ahmedabad India. (Bisnis)
Bersama Tata, Pindad Siap Produksi Water Cannon dan Truk 2,5 Ton
Direktur Tekonologi dan Pengembangan PT Pindad Ade Bagja mengungkapkan terkait produk, proyeksi tahap awal mencakup kendaraan jenis berat seperti water cannon dan kendaraan taktis truk kelas 2,5 ton. Selain itu, lanjut Ade, produksi awal juga menyasar kendaraan khusus untuk pengamanan kerusuhan.
Untuk kendaraan komersial, Ade menjelaskan masih terbuka kemungkinan untuk kendaraan keamanan di bidang niaga. “Namun itu masih dalam tahap pembicaraan serta menunggu konfrimasi,” jelasnya kepada Bisnis.com, Minggu malam (22/1/2017).
Selain jenis kendaraan pendukung operasional, kerjasama Pindad dan Tata inipun berniat menciptakan kendaraan tempur. Terkait produk tersebut, sejauh ini masih harus dikembangkan guna menyesuaikan spesifikasi.
“Kendaraan ini tergantung kebutuhan pengguna [TNI/Polri],” tambah Ade.
Saat ini, lanjut Ade, kedua korporasi melakukan pertemuan intensif untuk melakukan kajian bisnis dan teknis. Hingga kini, kajian itu dalam tahap pengembangan konsep implementasi kesepakatan.
“Sehingga nilai investasi pun belum bisa ditentukan saat ini karena sangat tergantung hasil kajian bersama tersebut,” ujarnya.
Kesepakatan kerjasama keduanya diteken pada November tahun lalu. Selang sebulan, dalam lawatan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke India, kerjasama itupun kembali disinggung.
Inti kerjasama tersebut adalah saling sokong dalam pengembangan dan produksi kendaraan militer. Jenis kendaraan tersebut antara lain meliputi kebutuhan distribusi logistik dan orang. (Bisnis)