01 Juni 2018
Senegal dan Nepal melakukan pemesanan pesawat CN-235 220 kepada PTDI (photo : Kompas)
Jakarta: Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank memberikan fasilitas pembiayaan modal kerja kepada PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sebesar Rp354 miliar. Pemberian pembiayaan ini dalam rangka penetrasi dan pengembangan ekspor ke negara tujuan ekspor baru.
Pemberian fasilitas pembiayaan ini juga merupakan penugasan khusus dari pemerintah melalui Keputusan Menteri Keuangan No.649/KMK.08/2017 tentang penugasan khusus kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia untuk menyediakan pembiayaan ekspor pesawat terbang.
"Fasilitas yang diberikan pembiayaan modal kerja senilai Rp354 miliar dengan tenor selama 12 bulan," kata Direktur Pelaksana I Indonesia Eximbank, Dwi Wahyudi saat Penandatanganan Pembiayaan Modal kerja untuk Program Ekspor Pesawat Udara di kantornya, Gedung BEI, Jakarta, Kamis, 31 Mei 2018.
Keputusan Menteri Keuangan tersebut juga memberikan mandat untuk menyalurkan fasilitas kepada badan usaha yang memiliki kemampuan dan kapasitas dalam memproduksi pesawat udara. Apalagi produksi PT DI diekspor ke Thailand, Nepal, Uni Emirat Arab, dan negara-negara kawasan Afrika tidak diembargo Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dirinya menambahkan, fasilitas pembiayaan diberikan dalam bentuk modal kerja untuk mendukung ekspor pesawat terbang ke Nepal dan Senegal merupakan tahap pertama. Menurut dia, proyek ekspor pesawat terbang ke Nepal dan Senegal memiliki nilai strategis bagi PT DI.
"Karena supply record-export order dan kepuasan pelanggan luar negeri menjadi salah satu syarat utama dalam evaluasi pada tender-tender internasional. Proyek ini juga merupakan pilot project yang efektif untuk memasuki pasar negara Asia Selatan dan Kawasan Afrika," jelas dia.
Dwi berharap adanya fasilitas pembiayaan dari pemerintah bisa meningkatkan industri pesawat nasional. Selain itu, dampak multiplier bagi ekonomi nasional tidak hanya terbatas pada PT DI, tetapi juga pada industri penunjang lainnya yang memasok kebutuhan untuk industri pesawat terbang.
"Dengan fasilitas yang dtugaskan khusus dari pemerintah kita bisa mendorong industri kedirgantaraan di kancah internasional. Ini juga memberi multiplier effect bagi bidang usaha machining for landing gear, tube forming, polyurethane, heat treatment, thermo forming of acrylic, tool and jig, dan puluhan industri lainnya," pungkasnya.
Senegal dan Nepal melakukan pemesanan pesawat CN-235 220 kepada PTDI (photo : Kompas)
Jakarta: Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank memberikan fasilitas pembiayaan modal kerja kepada PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sebesar Rp354 miliar. Pemberian pembiayaan ini dalam rangka penetrasi dan pengembangan ekspor ke negara tujuan ekspor baru.
Pemberian fasilitas pembiayaan ini juga merupakan penugasan khusus dari pemerintah melalui Keputusan Menteri Keuangan No.649/KMK.08/2017 tentang penugasan khusus kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia untuk menyediakan pembiayaan ekspor pesawat terbang.
"Fasilitas yang diberikan pembiayaan modal kerja senilai Rp354 miliar dengan tenor selama 12 bulan," kata Direktur Pelaksana I Indonesia Eximbank, Dwi Wahyudi saat Penandatanganan Pembiayaan Modal kerja untuk Program Ekspor Pesawat Udara di kantornya, Gedung BEI, Jakarta, Kamis, 31 Mei 2018.
Keputusan Menteri Keuangan tersebut juga memberikan mandat untuk menyalurkan fasilitas kepada badan usaha yang memiliki kemampuan dan kapasitas dalam memproduksi pesawat udara. Apalagi produksi PT DI diekspor ke Thailand, Nepal, Uni Emirat Arab, dan negara-negara kawasan Afrika tidak diembargo Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dirinya menambahkan, fasilitas pembiayaan diberikan dalam bentuk modal kerja untuk mendukung ekspor pesawat terbang ke Nepal dan Senegal merupakan tahap pertama. Menurut dia, proyek ekspor pesawat terbang ke Nepal dan Senegal memiliki nilai strategis bagi PT DI.
"Karena supply record-export order dan kepuasan pelanggan luar negeri menjadi salah satu syarat utama dalam evaluasi pada tender-tender internasional. Proyek ini juga merupakan pilot project yang efektif untuk memasuki pasar negara Asia Selatan dan Kawasan Afrika," jelas dia.
Dwi berharap adanya fasilitas pembiayaan dari pemerintah bisa meningkatkan industri pesawat nasional. Selain itu, dampak multiplier bagi ekonomi nasional tidak hanya terbatas pada PT DI, tetapi juga pada industri penunjang lainnya yang memasok kebutuhan untuk industri pesawat terbang.
"Dengan fasilitas yang dtugaskan khusus dari pemerintah kita bisa mendorong industri kedirgantaraan di kancah internasional. Ini juga memberi multiplier effect bagi bidang usaha machining for landing gear, tube forming, polyurethane, heat treatment, thermo forming of acrylic, tool and jig, dan puluhan industri lainnya," pungkasnya.