22 September 2018
Penggunaan Night Vision Googlw untuk Penerbang helikopter skuadron 8 (photo : TNI AU)
TNI AU. Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja kini memiliki Night Vision Google (NVG) yaitu alat bantu penglihatan malam yang digunakan untuk melaksanakan terbang malam tanpa bantuan cahaya lampu. Alat tersebut diuji coba setelah menjalani latihan penggunaan alat tersebut, yang dilakukan langsung oleh Komandan Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja, Letkol Pnb Asep Wahyu Wijaya, yang dilaksanakan di area Bogor, selama sepekan ini, dan berakhir pada malam Jumat atau Kamis malam, (20/9).
Di sela-sela kesibukannya melaksanakan latihan malam menggunakan NVG, Danskadron Udara 8 ini menjelaskan tentang kegunaan alat tersebut. “Untuk pertama kali alat ini digunakan oleh Penerbang khususnya penerbang helikopter di Indonesia yang dilaksanakan oleh Skadron Udara 8 pada hari Selasa, 18 September 2018 pada pukul 22.00 Wib,” jelasnya. “Kami melakukan konven area ke daerah Ciomas, di wilayah Gunung Kapur dan melaksanakan landing di Helipad Hastina Gunung Kapur tanpa ada cahaya apapun,” ujar Letkol Pnb Asep Wahyu Wijaya.
Selanjutnya Danskadron 8 ini menjelaskan kehebatan alat tersebut yang digunakan untuk melihat dengan jelas di malam hari tanpa ada cahaya sedikitpun, hanya menggunakan ilminasi dari cahaya bulan. “Karena bila ada cahaya, maka akan mengganggu penglihatan penerbang karena memang alat ini berfungsi untuk menerangkan di kondisi gelap”, ujarnya.
“Sebelum menggunakan alat ini, lanjutnya, kita bisa melaksanakan terbang malam hanya base to base, dari aerodrome ke aerodrome, tidak bisa dari aerodrome ke spot, apalagi dari spot ke spot, itu lebih tidak bisa lagi, karena dengan mata terbuka di malam hari, kita tidak bisa melihat tingginya pohon, adanya bukit dan segala macam, tapi dengan alat ini, semuanya tampak jelas seperti siang hari”.
Skuadron Udara 8 saat ini mengoperasikan helikopter AS-332 Super Puma dan EC-725 Caracal (photo : Detik)
Letkol Pnb Asep mengungkapkan bahwa kalau terbang di low level navigasi, pada siang hari saja ya agak bikin merinding, tapi dengan terbang di malam hari menggunakan alat ini, tanpa ada cahaya lampu sedikitpun, dapat melihat dengan jelas, ada bukit, ada antena, dan lain sebagainya. Dengan alat tersebut, menelusuri bebukitan, menelusuri sungai, yang biasanya hanya bisa di lakukan siang hari, dapat dilakukan dengan mudah dimalam hari yang gelap.
Komandan Lanud Atang Sendjaja, Marsma TNI Erwin B. Utama, yang selama pelaksanaan latihan malam, bersama-sama dengan pejabat Lanud Atang sendjaja lainnya berada di Skadron Udara 8 mengungkapkan bahwa dengan adanya alat ini, akan ada peningkatan kemampuan penerbang untuk terbang malam. “Akan terjadi peningkatan kemampuan penerbang termasuk waktu terbang yang bisa dilakukan selama 24 jam tanpa hambatan,” ujar Marsma TNI Erwin B. Utama. Artinya, lanjutnya, dapat terbang dari pagi sampai pagi tanpa harus ada lagi pembatasan, karena tuntutan tugas ya memang seperti itu”.
“Kami berharap, dengan adanya alat terbaru yang dimiliki oleh Skadron Udara 8 maupun Skadron Udara 6, akan dapat meningkatkan peran pesawat helikopter bagi kepentingan bangsa dan Negara termasuk masyarakat”, ujar Danlanud Atang Sendjaja. “Kami juga mohon pengertian dari masyarakat apabila sewaktu-waktu kami melaksanakan latihan malam, agar dapat dimaklumi dan semoga selalu memberikan dukungan atas pelaksanaan tugas-tugas Lanud Atang Sendjaja tersebut,” pungkasnya.
(TNI AU)
Penggunaan Night Vision Googlw untuk Penerbang helikopter skuadron 8 (photo : TNI AU)
TNI AU. Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja kini memiliki Night Vision Google (NVG) yaitu alat bantu penglihatan malam yang digunakan untuk melaksanakan terbang malam tanpa bantuan cahaya lampu. Alat tersebut diuji coba setelah menjalani latihan penggunaan alat tersebut, yang dilakukan langsung oleh Komandan Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja, Letkol Pnb Asep Wahyu Wijaya, yang dilaksanakan di area Bogor, selama sepekan ini, dan berakhir pada malam Jumat atau Kamis malam, (20/9).
Di sela-sela kesibukannya melaksanakan latihan malam menggunakan NVG, Danskadron Udara 8 ini menjelaskan tentang kegunaan alat tersebut. “Untuk pertama kali alat ini digunakan oleh Penerbang khususnya penerbang helikopter di Indonesia yang dilaksanakan oleh Skadron Udara 8 pada hari Selasa, 18 September 2018 pada pukul 22.00 Wib,” jelasnya. “Kami melakukan konven area ke daerah Ciomas, di wilayah Gunung Kapur dan melaksanakan landing di Helipad Hastina Gunung Kapur tanpa ada cahaya apapun,” ujar Letkol Pnb Asep Wahyu Wijaya.
Selanjutnya Danskadron 8 ini menjelaskan kehebatan alat tersebut yang digunakan untuk melihat dengan jelas di malam hari tanpa ada cahaya sedikitpun, hanya menggunakan ilminasi dari cahaya bulan. “Karena bila ada cahaya, maka akan mengganggu penglihatan penerbang karena memang alat ini berfungsi untuk menerangkan di kondisi gelap”, ujarnya.
“Sebelum menggunakan alat ini, lanjutnya, kita bisa melaksanakan terbang malam hanya base to base, dari aerodrome ke aerodrome, tidak bisa dari aerodrome ke spot, apalagi dari spot ke spot, itu lebih tidak bisa lagi, karena dengan mata terbuka di malam hari, kita tidak bisa melihat tingginya pohon, adanya bukit dan segala macam, tapi dengan alat ini, semuanya tampak jelas seperti siang hari”.
Skuadron Udara 8 saat ini mengoperasikan helikopter AS-332 Super Puma dan EC-725 Caracal (photo : Detik)
Letkol Pnb Asep mengungkapkan bahwa kalau terbang di low level navigasi, pada siang hari saja ya agak bikin merinding, tapi dengan terbang di malam hari menggunakan alat ini, tanpa ada cahaya lampu sedikitpun, dapat melihat dengan jelas, ada bukit, ada antena, dan lain sebagainya. Dengan alat tersebut, menelusuri bebukitan, menelusuri sungai, yang biasanya hanya bisa di lakukan siang hari, dapat dilakukan dengan mudah dimalam hari yang gelap.
Komandan Lanud Atang Sendjaja, Marsma TNI Erwin B. Utama, yang selama pelaksanaan latihan malam, bersama-sama dengan pejabat Lanud Atang sendjaja lainnya berada di Skadron Udara 8 mengungkapkan bahwa dengan adanya alat ini, akan ada peningkatan kemampuan penerbang untuk terbang malam. “Akan terjadi peningkatan kemampuan penerbang termasuk waktu terbang yang bisa dilakukan selama 24 jam tanpa hambatan,” ujar Marsma TNI Erwin B. Utama. Artinya, lanjutnya, dapat terbang dari pagi sampai pagi tanpa harus ada lagi pembatasan, karena tuntutan tugas ya memang seperti itu”.
“Kami berharap, dengan adanya alat terbaru yang dimiliki oleh Skadron Udara 8 maupun Skadron Udara 6, akan dapat meningkatkan peran pesawat helikopter bagi kepentingan bangsa dan Negara termasuk masyarakat”, ujar Danlanud Atang Sendjaja. “Kami juga mohon pengertian dari masyarakat apabila sewaktu-waktu kami melaksanakan latihan malam, agar dapat dimaklumi dan semoga selalu memberikan dukungan atas pelaksanaan tugas-tugas Lanud Atang Sendjaja tersebut,” pungkasnya.
(TNI AU)