05 Januari 2019
F-16 Block 70/72 Viper untuk Indonesia (image : Lockheed Martin)
TRIBUNNEWS.COM - Akuisisi Sukhoi Su-35 Super Flanker TNI AU sebanyak 11 unit sedang berjalan.
Walau kabar terakhir pengadaan Su-35 agak 'belibet', nampaknya pengadaan jet tempur superioritas udara itu tetap jalan.
Su-35 diproyeksikan jadi Heavy Fighter alias penempur kelas berat TNI AU, jikalau kelas Medium Fighter maka pilihannya beda lagi.
Dikutip dari National Interest, Rabu (2/1) Lockheed Martin selaku developer F-16, beberapa waktu lalu sudah merilis sebuah gambar di mana mereka menawarkan F-16 Block 70/72 Viper untuk TNI AU.
Wajar rasanya jika Indonesia mengincar jet tempur ini lantaran populasi F-16 yang banyak dan menjadi tulang punggung TNI AU.
Kokpit F-16 Viper (photo : US Embassy)
Lantas apa istimewanya F-16 Viper ini?
Boleh dibilang Lockheed Martin mencangkokkan beberapa sistem dari jet tempur generasi kelima USAF, F-22 dan F-35 ke F-16 Viper.
Contohnya penggunaan radar Northrop Grumman APG-83 Active Array Radar ke F-16 yang juga digunakan oleh F-22 dan F-35.
APG-83 Active Array Radar dapat melacak 20 target secara bersamaan, kemampuan yang jarang dimiliki oleh pesawat generasi 4.5.
Radar ini juga dapat menghasilkan peta radar aperture sintetis resolusi 1ft dan memiliki jangkauan lebih besar yakni 160 mil laut terhadap target darat.
F-16 Viper ini juga memiliki sistem peperangan elektronik canggih yang baru.
Radar AESA F-16 (photo : Northrop Grumman)
Selain itu, F-16 Viper juga mempunyai kokpit modern dengan Tampilan Pedestal Center (CPD) baru yang memberikan citra taktis pada layar 6 x 8 resolusi tinggi.
Pilot juga bakal dilengkapi dengan Joint Helmet Mounted Cueing System II (JHMCS II), yang mempermudah penguncian sasaran dan menembaknya dengan rual Raytheon AIM-9X Sidewinder.
Di lini rancang bangun, F-16 Viper memiliki struktur kerangka lebih kuat dari F-16 biasa sehingga menambah umur pesawat menjadi 12.000 jam terbang.
Untuk urusan persenjataan, dipastikan F-16 Viper dapat menggotong segala jenis rudal besutan negeri Paman Sam.
"Lockheed Martin memiliki lebih dari 36 tahun pengalaman integrasi senjata dengan F-16," kata Susan Ouzts, wakil presiden Program F-16 Lockheed Martin.
"Lockheed Martin telah mensertifikasi lebih dari 3.300 konfigurasi lebih dari 180 jenis senjata."
F-16V versi yang dilengkapi dengan IRST (photo : F16net)
"Pengalaman kami sebagai integrator senjata telah memungkinkan F-16 menjadi salah satu jet tempur multi-fungsi paling serbaguna yang pernah ada," tambah Susan.
Sementara AU Bahrain telah menandatangani kontrak senilai 1,12 miliar dolar AS untuk pengadaan 16 unit F-16 Viper.
Negara itu akan menjadi pengguna pertama F-16 Viper di dunia.
Indonesia dikabarkan juga berminat mengakuisisi F-16 Viper sebanyak 48 unit senilai 4,5 miliar dolar AS.
Namun itu baru sebatas minat. Sampai detik ini belum ada kejelasan mengenai iya tidaknya Indonesia untuk membeli F-16 Viper.
(TribunNews)
F-16 Block 70/72 Viper untuk Indonesia (image : Lockheed Martin)
TRIBUNNEWS.COM - Akuisisi Sukhoi Su-35 Super Flanker TNI AU sebanyak 11 unit sedang berjalan.
Walau kabar terakhir pengadaan Su-35 agak 'belibet', nampaknya pengadaan jet tempur superioritas udara itu tetap jalan.
Su-35 diproyeksikan jadi Heavy Fighter alias penempur kelas berat TNI AU, jikalau kelas Medium Fighter maka pilihannya beda lagi.
Dikutip dari National Interest, Rabu (2/1) Lockheed Martin selaku developer F-16, beberapa waktu lalu sudah merilis sebuah gambar di mana mereka menawarkan F-16 Block 70/72 Viper untuk TNI AU.
Wajar rasanya jika Indonesia mengincar jet tempur ini lantaran populasi F-16 yang banyak dan menjadi tulang punggung TNI AU.
Kokpit F-16 Viper (photo : US Embassy)
Lantas apa istimewanya F-16 Viper ini?
Boleh dibilang Lockheed Martin mencangkokkan beberapa sistem dari jet tempur generasi kelima USAF, F-22 dan F-35 ke F-16 Viper.
Contohnya penggunaan radar Northrop Grumman APG-83 Active Array Radar ke F-16 yang juga digunakan oleh F-22 dan F-35.
APG-83 Active Array Radar dapat melacak 20 target secara bersamaan, kemampuan yang jarang dimiliki oleh pesawat generasi 4.5.
Radar ini juga dapat menghasilkan peta radar aperture sintetis resolusi 1ft dan memiliki jangkauan lebih besar yakni 160 mil laut terhadap target darat.
F-16 Viper ini juga memiliki sistem peperangan elektronik canggih yang baru.
Radar AESA F-16 (photo : Northrop Grumman)
Selain itu, F-16 Viper juga mempunyai kokpit modern dengan Tampilan Pedestal Center (CPD) baru yang memberikan citra taktis pada layar 6 x 8 resolusi tinggi.
Pilot juga bakal dilengkapi dengan Joint Helmet Mounted Cueing System II (JHMCS II), yang mempermudah penguncian sasaran dan menembaknya dengan rual Raytheon AIM-9X Sidewinder.
Di lini rancang bangun, F-16 Viper memiliki struktur kerangka lebih kuat dari F-16 biasa sehingga menambah umur pesawat menjadi 12.000 jam terbang.
Untuk urusan persenjataan, dipastikan F-16 Viper dapat menggotong segala jenis rudal besutan negeri Paman Sam.
"Lockheed Martin memiliki lebih dari 36 tahun pengalaman integrasi senjata dengan F-16," kata Susan Ouzts, wakil presiden Program F-16 Lockheed Martin.
"Lockheed Martin telah mensertifikasi lebih dari 3.300 konfigurasi lebih dari 180 jenis senjata."
F-16V versi yang dilengkapi dengan IRST (photo : F16net)
"Pengalaman kami sebagai integrator senjata telah memungkinkan F-16 menjadi salah satu jet tempur multi-fungsi paling serbaguna yang pernah ada," tambah Susan.
Sementara AU Bahrain telah menandatangani kontrak senilai 1,12 miliar dolar AS untuk pengadaan 16 unit F-16 Viper.
Negara itu akan menjadi pengguna pertama F-16 Viper di dunia.
Indonesia dikabarkan juga berminat mengakuisisi F-16 Viper sebanyak 48 unit senilai 4,5 miliar dolar AS.
Namun itu baru sebatas minat. Sampai detik ini belum ada kejelasan mengenai iya tidaknya Indonesia untuk membeli F-16 Viper.
(TribunNews)