30 Maret 2019
KAL Sadarin II-3-02 (photo : TNI AL)
Jakarta,- Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AL (Dislitbangal) bekerjasama dengan PT. Sigma Utama, Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTBM BATAN), dan Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET LIPI), berhasil melakukan penelitian dan pengembangan pembuatan Cat Anti Radar melalui Program Insentif Inovasi Industri Kemenristekdikti TA 2018.
Selanjutnya untuk mengetahui keberhasilan Cat Anti Radar tersebut, kemudian diadakan uji coba dinamis kepada KAL Sadarin II-3-02 di Pantai Mutiara, Jakarta, Jumat (29/3). Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal Laksamana Muda TNI Arusukmono, I.S., S.E., M.M., Kadislitbangal Laksma TNI Kasih Prihantoro, S.E., M.M., M.Tr (Han), Kadismatal Laksma TNI Budi Sulistyo, Danlantamal III Laksma TNI Denih Hendrata, Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti Jumain Appe serta Kepala BATAN.
Pengujian secara dinamis dilaksanakan setelah KAL Sadarin II-3-02 dicat dengan menggunakan cat anti radar, kemudian dilaksanakan pengukuran secara statis dengan radar dan ternyata hasilnya tidak terdeteksi oleh radar. Pengujian dilaksanakan dengan jarak 20-25 meter di laut dengan obyek bergerak sejauh 1-2 mil.
Sementara itu, Kadislitbangal Laksma TNI Kasih Prihantoro, S.E., M.M., M.Tr (Han), dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa keberhasilan dari penelitian cat anti radar terhadap obyek KAL Sadarin II-3-02 tersebut, di masa mendatang dapat digunakan sebagai strategi TNI (alutsista TNI) untuk mengelabuhi musuh.
Sedangkan menurut Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe, salah satu wujud peningkatan kemampuan alutsista TNI adalah pengembangan teknologi siluman atau anti radar.
Teknologi ini merupakan teknologi milenial yang mampu menyerap gelombang radar pada frekuensi tertentu. Hingga saat ini teknologi tersebut hanya dimiliki oleh negara-negara maju dan tidak bersifat komersial karena merupakan bahan yang sangat strategis untuk pertahanan nasional suatu negara.
(TNI AL)
KAL Sadarin II-3-02 (photo : TNI AL)
Jakarta,- Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AL (Dislitbangal) bekerjasama dengan PT. Sigma Utama, Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTBM BATAN), dan Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET LIPI), berhasil melakukan penelitian dan pengembangan pembuatan Cat Anti Radar melalui Program Insentif Inovasi Industri Kemenristekdikti TA 2018.
Selanjutnya untuk mengetahui keberhasilan Cat Anti Radar tersebut, kemudian diadakan uji coba dinamis kepada KAL Sadarin II-3-02 di Pantai Mutiara, Jakarta, Jumat (29/3). Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal Laksamana Muda TNI Arusukmono, I.S., S.E., M.M., Kadislitbangal Laksma TNI Kasih Prihantoro, S.E., M.M., M.Tr (Han), Kadismatal Laksma TNI Budi Sulistyo, Danlantamal III Laksma TNI Denih Hendrata, Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti Jumain Appe serta Kepala BATAN.
Pengujian secara dinamis dilaksanakan setelah KAL Sadarin II-3-02 dicat dengan menggunakan cat anti radar, kemudian dilaksanakan pengukuran secara statis dengan radar dan ternyata hasilnya tidak terdeteksi oleh radar. Pengujian dilaksanakan dengan jarak 20-25 meter di laut dengan obyek bergerak sejauh 1-2 mil.
Sementara itu, Kadislitbangal Laksma TNI Kasih Prihantoro, S.E., M.M., M.Tr (Han), dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa keberhasilan dari penelitian cat anti radar terhadap obyek KAL Sadarin II-3-02 tersebut, di masa mendatang dapat digunakan sebagai strategi TNI (alutsista TNI) untuk mengelabuhi musuh.
Sedangkan menurut Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe, salah satu wujud peningkatan kemampuan alutsista TNI adalah pengembangan teknologi siluman atau anti radar.
Teknologi ini merupakan teknologi milenial yang mampu menyerap gelombang radar pada frekuensi tertentu. Hingga saat ini teknologi tersebut hanya dimiliki oleh negara-negara maju dan tidak bersifat komersial karena merupakan bahan yang sangat strategis untuk pertahanan nasional suatu negara.
(TNI AL)