08 Mei 2019
Helikopter Westland Lynx dengan nomor registrasi XZ721 (photo : Bruce Woodruff)
TNI AL Pernah Mengincar Helikopter AKS Westland Lynx HAS.3SGM
ANGKASAREVIEW.COM - Awal Mei 2019 ini Penerbangan AL Filipina baru saja menerima dua helikopter antikapal selam (AKS) dan antikapal permukaan AW159 Wildcat Mk.220 (sebelumnya dikenal sebagai Future Lynx) dari AgustaWestland, Inggris.
Tapi mungkin banyak yang belum tahu kalau Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) pernah mengincar helikopter AKS Westland Lynx pada pertengahan tahun 1990-an.
Kala itu Penerbal mencari pengganti heli AKS Westland Wasp HAS Mk.1. Helikopter Wasp sendiri datang tidak dalam kondisi baru, namun didapatkan sebagai paket pembelian kapal frigat kelas Tribal dari Inggris.
Kembali ke kisah Lynx, untuk mempromosikan produknya, Westland memboyong sebuah Lynx ke pameran kedirgantaraan internasional yang kedua kalinya diselenggarakan di Tanah Air. Yaitu, Indonesia Air Show (IAS) pada 22-30 Juni 1996 di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Heli Lynx seri HAS.3SGM itu adalah milik AL Inggris (Royal Navy) bernomor registrasi XZ721.
Lynx HAS.3SGM ikut mengisi acara demo dinamis selama gelaran IAS 1996 berlangsung. Termasuk pada dua hari terakhir pameran yang terbuka untuk masyarakat umum.
Gagahnya, Lynx HAS.3SGM memboyong dummy torpedo antikapal selam Mk.44/46 Stingray dalam unjuk kebolehannya.
Selain torpedo, persenjataan lain yang bisa dibawa Lynx HAS.3SGM adalah rudal antikapal Sea Skua serta depth charges Mk.11.
Sayang, pengadaan heli AKS Lynx HAS.3SGM ini tak pernah berlanjut. Karena setahun setelah itu, Indonesia terkena badai krisis moneter.
Penerbal akhirnya hanya bisa mengandalkan Wasp miliknya saat itu. Itupun tak lama karena heli tersebut harus dipurnabaktikan pada akhir 1990-an.
Lynx HAS.3SGM merupakan generasi ke-3 seri keluarga “Naval Lynx’. Heli ini dikembangkan berdasar Lynx seri HAS.3S/HAS.3GM yang mendapatkan perangkat IFF dan FLIR baru.
Lynx HAS.3SGM diawaki tiga orang. Terdiri dari pilot dan kopilot serta seorang operator sensor merangkap load master.
Heli digerakkan oleh mesin turboshaft Gem 42-1 Mark.204 berdaya 1.120 hp. Kecepatan terbang maksimumnya mencapai 230 km/jam dengan radius tempur 95 km.
Total 23 unit seri keluarga HAS.3 dibuat untuk AL Inggris pada kurun 1982-1985, ditambah varian 54 versi upgrade dari seri HAS.2 ke HAS.3.
AL Inggris sendiri telah mengandangkan seluruh armadanya ini pada Maret 2018. Selanjutnya digantikan oleh sang adik AW159 Wildcat buatan Agusta-Westlad (kini Leonardo Helicopters).
Sementara itu di Indonesia, Penerbal akan mendapatkan beberapa AS565 Mbe Panther versi AKS yang kini tengah digarap oleh PTDI dengan Airbus Helicopters.
Rencanaya AS565 Mbe Panther versi AKS akan ditempatkan dalam Skuadron 400 ‘Gurita’ di Sidoarjo, Jawa Timur.
(Angkasa Review)
Helikopter Westland Lynx dengan nomor registrasi XZ721 (photo : Bruce Woodruff)
TNI AL Pernah Mengincar Helikopter AKS Westland Lynx HAS.3SGM
ANGKASAREVIEW.COM - Awal Mei 2019 ini Penerbangan AL Filipina baru saja menerima dua helikopter antikapal selam (AKS) dan antikapal permukaan AW159 Wildcat Mk.220 (sebelumnya dikenal sebagai Future Lynx) dari AgustaWestland, Inggris.
Tapi mungkin banyak yang belum tahu kalau Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) pernah mengincar helikopter AKS Westland Lynx pada pertengahan tahun 1990-an.
Kala itu Penerbal mencari pengganti heli AKS Westland Wasp HAS Mk.1. Helikopter Wasp sendiri datang tidak dalam kondisi baru, namun didapatkan sebagai paket pembelian kapal frigat kelas Tribal dari Inggris.
Kembali ke kisah Lynx, untuk mempromosikan produknya, Westland memboyong sebuah Lynx ke pameran kedirgantaraan internasional yang kedua kalinya diselenggarakan di Tanah Air. Yaitu, Indonesia Air Show (IAS) pada 22-30 Juni 1996 di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Heli Lynx seri HAS.3SGM itu adalah milik AL Inggris (Royal Navy) bernomor registrasi XZ721.
Lynx HAS.3SGM ikut mengisi acara demo dinamis selama gelaran IAS 1996 berlangsung. Termasuk pada dua hari terakhir pameran yang terbuka untuk masyarakat umum.
Gagahnya, Lynx HAS.3SGM memboyong dummy torpedo antikapal selam Mk.44/46 Stingray dalam unjuk kebolehannya.
Selain torpedo, persenjataan lain yang bisa dibawa Lynx HAS.3SGM adalah rudal antikapal Sea Skua serta depth charges Mk.11.
Sayang, pengadaan heli AKS Lynx HAS.3SGM ini tak pernah berlanjut. Karena setahun setelah itu, Indonesia terkena badai krisis moneter.
Penerbal akhirnya hanya bisa mengandalkan Wasp miliknya saat itu. Itupun tak lama karena heli tersebut harus dipurnabaktikan pada akhir 1990-an.
Lynx HAS.3SGM merupakan generasi ke-3 seri keluarga “Naval Lynx’. Heli ini dikembangkan berdasar Lynx seri HAS.3S/HAS.3GM yang mendapatkan perangkat IFF dan FLIR baru.
Lynx HAS.3SGM diawaki tiga orang. Terdiri dari pilot dan kopilot serta seorang operator sensor merangkap load master.
Heli digerakkan oleh mesin turboshaft Gem 42-1 Mark.204 berdaya 1.120 hp. Kecepatan terbang maksimumnya mencapai 230 km/jam dengan radius tempur 95 km.
Total 23 unit seri keluarga HAS.3 dibuat untuk AL Inggris pada kurun 1982-1985, ditambah varian 54 versi upgrade dari seri HAS.2 ke HAS.3.
AL Inggris sendiri telah mengandangkan seluruh armadanya ini pada Maret 2018. Selanjutnya digantikan oleh sang adik AW159 Wildcat buatan Agusta-Westlad (kini Leonardo Helicopters).
Sementara itu di Indonesia, Penerbal akan mendapatkan beberapa AS565 Mbe Panther versi AKS yang kini tengah digarap oleh PTDI dengan Airbus Helicopters.
Rencanaya AS565 Mbe Panther versi AKS akan ditempatkan dalam Skuadron 400 ‘Gurita’ di Sidoarjo, Jawa Timur.
(Angkasa Review)