19 Desember 2019
Drone Alap-alap rancangan BPPT (photo BPPT)
Kelar Pengujian Hari Ini, Drone Alap-Alap Karya Anak Bangsa Siap Memperkuat Satuan TNI
Angkasa.news – Nama drone alias PUNA (Pesawat Udara Nir Awak) Alap-Alap tentu tidak asing lagi bagi kita semua. Karena jika patokannya umur, Alap-Alap udah cukup matang sejak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memperkenalkannya 10 tahun lalu dari hasil riset.
Dengan komitmen menjadikan produk teknologi sebagai tuan rumah di negeri sendiri, BPPT terus menyempurnakan Alap-Alap lewat kerja sama dengan industri swasta nasional.
Hari ini, Sabtu (14/12), BPPT dan PT Andhu Adha Perkasa Techmil (AAPT) sebagai mitra, kembali menggelar serangkaian pengujian Alap-Alap PA-06D di kawasan Pangandaran dan Bandara Nusawiru, Jawa Barat.
PUNA Alap-Alap adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya.
Drone Alap-Alap milik BPPT yang diproduksi swasta nasional PT Andhu Adha Perkasa Techmil (AAPT) (photo : angkasa.news)
Pengujian yang dilaksanakan hari ini adalah Review Certification Document, Conformity Check serta Certification Flight Test hasil modifikasi PUNA Alap-Alap PA-06D.
Pengujian dilakukan terkait perubahan tipe mesin Alap-Alap yang sebelumnya memiliki kapasitas 5HP menjadi 3HP untuk mendapatkan target durasi terbang dari 5 jam menjadi 6 jam.
Untuk menerbangkannya, Alap-Alap dilontarkan menggunakan katapel dan ditangkap menggunakan jaring saat pendaratan. Dalam pengujian hari ini, Alap-Alap terlihat membawa kamera Sony a6000.
Saat ini Alap-Alap menggunakan mesin Zenoah G620PU-1 dengan daya 5HP. Selain juga bisa menggunakan mesin Northmewst NW-44 Multi-fuel engine.
Sebagai tools untuk menyasar pasar dalam negeri seperti TNI, Polri, Kementerian, dan BNPB, Alap-Alap sudah mengantongi sertifikat IMMA (Indonesian Military Airworthiness Authority).
Sertifikasi drone ini diajukan BPPT kepada Pusat Kelaikan (Puslaik) Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan dan mendapat persetujuan pada 7 Desember 2018.
Kru darat menyiapkan drone Alap-Alap dalam pengujian siang ini di Nusawiru (photo : angkasa.news)
Sertifikat yang dikeluarkan Baranahan Kemhan adalah Sertifikat Kelaikudaraan Militer dan Sertifikat Pesawat Udara Nir Awak (PUNA).
Sertifikat IMMA menjadi lampu hijau bagi BPPT untuk menawarkan drone buatan anak bangsa ini kepada militer Indonesia.
Menurut informasi yang angkasa.news terima dari lapangan, sertifikat IMMA yang diperoleh diberikan kepada BPPT selaku badan yang melakukan riset. Sedangkan AAPT bertanggung jawab dalam melaksanakan tahap produksi.
Bagi TNI, drone ini selain bisa digunakan untuk mapping atau pemetaan juga sangat efektif digunakan dalam misi surveillance atau pertahanan.
Hingga saat ini kemampuan Alap-Alap sudah teruji saat dikerahkan dalam kontijensi nasional.
Drone ini melakukan pemetaan udara saat terjadi bencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat(NTB). Alap-Alap juga yang membantu para ahli saat pemetaan jalur kereta api cepat Jakarta-Surabaya Segmen Cirebon-Brebes (Juli 2017).
Sebelum mendapat sertifikat, Alap-Alap menjalani uji misi dalam pemetaan Gunung Halimun pada Agustus 2017 hasil kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ketika itu, Alap-Alap terbang di ketinggian 7.000 kaki.
Alap-Alap juga diturunkan untuk memetakan Gunung Anak Krakatau. Dalam misi ini, drone diterbangkan dari dermaga Indah Kiat di Cilegon. Termasuk pemetaan beberapa pulau lainnya di Wilayah Kepulauan Seribu.
Dalam misi pemetaan, drone Alap-Alap Lebih mampu memetakan area seluas 1.700 ha per jam atau satu kali terbang yaitu lima jam operasi pemetaan.
Dikutip bpp.go.id disebutkan, drone ini dapat memetakan lahan seluas lebih dari 8.500 ha pada ketinggian 1.500 kaki.
Dengan semua hasil pengujian yang sudah dikantongi ditambah sertifikat dari Kementerian Pertahanan, drone Alap-Alap tinggal menunggu jawaban dari pemerintah untuk komitmen mengadopsi alat dan peralatan pertahanan buatan dalam negeri bagi keperluan TNI.
(Angkasa.News)
Drone Alap-alap rancangan BPPT (photo BPPT)
Kelar Pengujian Hari Ini, Drone Alap-Alap Karya Anak Bangsa Siap Memperkuat Satuan TNI
Angkasa.news – Nama drone alias PUNA (Pesawat Udara Nir Awak) Alap-Alap tentu tidak asing lagi bagi kita semua. Karena jika patokannya umur, Alap-Alap udah cukup matang sejak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memperkenalkannya 10 tahun lalu dari hasil riset.
Dengan komitmen menjadikan produk teknologi sebagai tuan rumah di negeri sendiri, BPPT terus menyempurnakan Alap-Alap lewat kerja sama dengan industri swasta nasional.
Hari ini, Sabtu (14/12), BPPT dan PT Andhu Adha Perkasa Techmil (AAPT) sebagai mitra, kembali menggelar serangkaian pengujian Alap-Alap PA-06D di kawasan Pangandaran dan Bandara Nusawiru, Jawa Barat.
PUNA Alap-Alap adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya.
Drone Alap-Alap milik BPPT yang diproduksi swasta nasional PT Andhu Adha Perkasa Techmil (AAPT) (photo : angkasa.news)
Pengujian yang dilaksanakan hari ini adalah Review Certification Document, Conformity Check serta Certification Flight Test hasil modifikasi PUNA Alap-Alap PA-06D.
Pengujian dilakukan terkait perubahan tipe mesin Alap-Alap yang sebelumnya memiliki kapasitas 5HP menjadi 3HP untuk mendapatkan target durasi terbang dari 5 jam menjadi 6 jam.
Untuk menerbangkannya, Alap-Alap dilontarkan menggunakan katapel dan ditangkap menggunakan jaring saat pendaratan. Dalam pengujian hari ini, Alap-Alap terlihat membawa kamera Sony a6000.
Saat ini Alap-Alap menggunakan mesin Zenoah G620PU-1 dengan daya 5HP. Selain juga bisa menggunakan mesin Northmewst NW-44 Multi-fuel engine.
Sebagai tools untuk menyasar pasar dalam negeri seperti TNI, Polri, Kementerian, dan BNPB, Alap-Alap sudah mengantongi sertifikat IMMA (Indonesian Military Airworthiness Authority).
Sertifikasi drone ini diajukan BPPT kepada Pusat Kelaikan (Puslaik) Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan dan mendapat persetujuan pada 7 Desember 2018.
Kru darat menyiapkan drone Alap-Alap dalam pengujian siang ini di Nusawiru (photo : angkasa.news)
Sertifikat yang dikeluarkan Baranahan Kemhan adalah Sertifikat Kelaikudaraan Militer dan Sertifikat Pesawat Udara Nir Awak (PUNA).
Sertifikat IMMA menjadi lampu hijau bagi BPPT untuk menawarkan drone buatan anak bangsa ini kepada militer Indonesia.
Menurut informasi yang angkasa.news terima dari lapangan, sertifikat IMMA yang diperoleh diberikan kepada BPPT selaku badan yang melakukan riset. Sedangkan AAPT bertanggung jawab dalam melaksanakan tahap produksi.
Bagi TNI, drone ini selain bisa digunakan untuk mapping atau pemetaan juga sangat efektif digunakan dalam misi surveillance atau pertahanan.
Hingga saat ini kemampuan Alap-Alap sudah teruji saat dikerahkan dalam kontijensi nasional.
Drone ini melakukan pemetaan udara saat terjadi bencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat(NTB). Alap-Alap juga yang membantu para ahli saat pemetaan jalur kereta api cepat Jakarta-Surabaya Segmen Cirebon-Brebes (Juli 2017).
Sebelum mendapat sertifikat, Alap-Alap menjalani uji misi dalam pemetaan Gunung Halimun pada Agustus 2017 hasil kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ketika itu, Alap-Alap terbang di ketinggian 7.000 kaki.
Alap-Alap juga diturunkan untuk memetakan Gunung Anak Krakatau. Dalam misi ini, drone diterbangkan dari dermaga Indah Kiat di Cilegon. Termasuk pemetaan beberapa pulau lainnya di Wilayah Kepulauan Seribu.
Dalam misi pemetaan, drone Alap-Alap Lebih mampu memetakan area seluas 1.700 ha per jam atau satu kali terbang yaitu lima jam operasi pemetaan.
Dikutip bpp.go.id disebutkan, drone ini dapat memetakan lahan seluas lebih dari 8.500 ha pada ketinggian 1.500 kaki.
Dengan semua hasil pengujian yang sudah dikantongi ditambah sertifikat dari Kementerian Pertahanan, drone Alap-Alap tinggal menunggu jawaban dari pemerintah untuk komitmen mengadopsi alat dan peralatan pertahanan buatan dalam negeri bagi keperluan TNI.
(Angkasa.News)