23 Juni 2020
Overhaul KRI Cakra 401 (photo : Setkab)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PAL Indonesia (Persero) di tengah pandemi Covid-19 tetap menjalankan produksi dan proyek-proyek yang sedang berjalan. Perusahaan optimistis dengan prospek bisnis galangan kapal, sebab selain fokus di kapal pertahanan perseroan juga membidik proyek lainnya
Adapun saat ini produksi dan pengerjaan proyek di PT PAL Indonesia (Persero) mengacu pada protokol kesehatan yang berlaku. Beberapa pengerjaan proyek strategis berasal dari pembangunan kapal seperti Kapal Cepat Rudal 60 Meter (KCR) kelima dan keenam pesanan Kementerian Pertahanan.
Serta kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) pertama TNI AL serta produk-produk sektor energi dan rekayasa umum seperti Dual Fuel Barge Mounted Power Plant (BMPP) 150 MW. Selain pembangunan proyek baru, PT PAL Indonesia (Persero) juga memastikan proyek-proyek strategis lainnya.
"Seperti pemeliharaan dan perbaikan kapal kombatan, kapal niaga, maupun produk offshore seperti Single Point Mooring (SPM) tetap berjalan," terang Utario Esna Putra, Kepala Departemen Humas PT PAL Indonesia (Persero) kepada Kontan.co.id, Kamis (18/6).
Utario menjabarkan selama ini komposisi pendapatan perusahaan berasal dari produk Alutsista sebesar 77% dan produk non Alutsista sebesar 23% dalam lima tahun terakhir. Sejak berdiri sampai dengan tahun 2019 PAL telah membangun total 232 unit kapal, 86 unit diantaranya merupakan produk kapal perang.
Sedangkan untuk tahun 2020 ini manajemen mencatat, perusahaan tengah mengerjakan beberapa proyek pembangunan kapal diantaranya adalah Joint Section Kapal Selam-3, Overhaul KRI Cakra-401, Sewaco Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 M Kapal Ke-3 dan Ke-4, Platform dan Sewaco Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 M Kapal Ke-5 dan Ke-6, Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) dan juga pada sektor energi sedang membangun Dual Fuel Barge Mounted Power Plant 60 MW.
KCR-60 class (photo : PAL)
"Industri galangan kapal saat ini terus berkembang selaras dengan program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia," sebut Utario. Sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai Poros Maritim, kata Utario, perseroan akan berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun ke belakang.
Lebih lanjut ia bilang, perusahaan juga menjalankan bisnis pembangunan dan MRO tidak hanya pada produk kapal namun juga sektor energi dan offshore. Meskipun saat ini PAL memang fokus dalam pemenuhan pesanan Kapal Kombatan baik dari Kementerian Pertahanan RI maupun TNI AL karena dari lima tahun terakhir kontribusi segmen kapal pertahanan cukup besar bagi pendapatan perseroan.
Soal target di tahun ini, menurut catatan Kontan.co.id, perusahaan pelat merah ini sempat memperkirakan pendapatan di tahun ini bisa mencapai Rp 2 triliun hingga Rp 2,3 triliun. Manajemen saat ini belum dapat membeberkan target dan proyeksi bisnis untuk tahun 2020 di tengah kondisi pandemi ini.
Utario memaparkan, tentunya pasti ada penyesuaian target pendapatan dikarenakan pandemi ini, dimana melalui mekanisme revisi RKAP yang tentunya nanti akan melalui persetujuan Kementerian BUMN. Sekadar catatan pada 2019 lalu, perusahaan ini sudah mengantongi kontrak pembangunan kapal baru senilai Rp 6 triliun.
"Pada intinya, kami tetap konsisten mengerjakan target pekerjaan yang ada dengan tepat waktu," sebut Untario. Soal investasi atau anggaran belanja perusahaan di tahun ini, manajemen bilang akan diprioritaskan pada persiapan new normal.
Langkah-langkah taktis dan efisiensi juga akan diambil oleh PAL guna menyikapi tantangan pada masa pandemi, namun tidak akan berdampak pada proses produksi pembangunan kapal maupun energi yang ada.
(Kontan)
Overhaul KRI Cakra 401 (photo : Setkab)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PAL Indonesia (Persero) di tengah pandemi Covid-19 tetap menjalankan produksi dan proyek-proyek yang sedang berjalan. Perusahaan optimistis dengan prospek bisnis galangan kapal, sebab selain fokus di kapal pertahanan perseroan juga membidik proyek lainnya
Adapun saat ini produksi dan pengerjaan proyek di PT PAL Indonesia (Persero) mengacu pada protokol kesehatan yang berlaku. Beberapa pengerjaan proyek strategis berasal dari pembangunan kapal seperti Kapal Cepat Rudal 60 Meter (KCR) kelima dan keenam pesanan Kementerian Pertahanan.
Serta kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) pertama TNI AL serta produk-produk sektor energi dan rekayasa umum seperti Dual Fuel Barge Mounted Power Plant (BMPP) 150 MW. Selain pembangunan proyek baru, PT PAL Indonesia (Persero) juga memastikan proyek-proyek strategis lainnya.
"Seperti pemeliharaan dan perbaikan kapal kombatan, kapal niaga, maupun produk offshore seperti Single Point Mooring (SPM) tetap berjalan," terang Utario Esna Putra, Kepala Departemen Humas PT PAL Indonesia (Persero) kepada Kontan.co.id, Kamis (18/6).
Utario menjabarkan selama ini komposisi pendapatan perusahaan berasal dari produk Alutsista sebesar 77% dan produk non Alutsista sebesar 23% dalam lima tahun terakhir. Sejak berdiri sampai dengan tahun 2019 PAL telah membangun total 232 unit kapal, 86 unit diantaranya merupakan produk kapal perang.
Sedangkan untuk tahun 2020 ini manajemen mencatat, perusahaan tengah mengerjakan beberapa proyek pembangunan kapal diantaranya adalah Joint Section Kapal Selam-3, Overhaul KRI Cakra-401, Sewaco Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 M Kapal Ke-3 dan Ke-4, Platform dan Sewaco Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 M Kapal Ke-5 dan Ke-6, Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) dan juga pada sektor energi sedang membangun Dual Fuel Barge Mounted Power Plant 60 MW.
KCR-60 class (photo : PAL)
"Industri galangan kapal saat ini terus berkembang selaras dengan program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia," sebut Utario. Sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai Poros Maritim, kata Utario, perseroan akan berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun ke belakang.
Lebih lanjut ia bilang, perusahaan juga menjalankan bisnis pembangunan dan MRO tidak hanya pada produk kapal namun juga sektor energi dan offshore. Meskipun saat ini PAL memang fokus dalam pemenuhan pesanan Kapal Kombatan baik dari Kementerian Pertahanan RI maupun TNI AL karena dari lima tahun terakhir kontribusi segmen kapal pertahanan cukup besar bagi pendapatan perseroan.
Soal target di tahun ini, menurut catatan Kontan.co.id, perusahaan pelat merah ini sempat memperkirakan pendapatan di tahun ini bisa mencapai Rp 2 triliun hingga Rp 2,3 triliun. Manajemen saat ini belum dapat membeberkan target dan proyeksi bisnis untuk tahun 2020 di tengah kondisi pandemi ini.
Utario memaparkan, tentunya pasti ada penyesuaian target pendapatan dikarenakan pandemi ini, dimana melalui mekanisme revisi RKAP yang tentunya nanti akan melalui persetujuan Kementerian BUMN. Sekadar catatan pada 2019 lalu, perusahaan ini sudah mengantongi kontrak pembangunan kapal baru senilai Rp 6 triliun.
"Pada intinya, kami tetap konsisten mengerjakan target pekerjaan yang ada dengan tepat waktu," sebut Untario. Soal investasi atau anggaran belanja perusahaan di tahun ini, manajemen bilang akan diprioritaskan pada persiapan new normal.
Langkah-langkah taktis dan efisiensi juga akan diambil oleh PAL guna menyikapi tantangan pada masa pandemi, namun tidak akan berdampak pada proses produksi pembangunan kapal maupun energi yang ada.
(Kontan)