20 Agustus 2020
Kementerian Pertahanan telah mengalokasikan anggaran sebesar USD 402 juta (Rp 5,5 triliun) untuk program PKR Latih, alokasi anggaran ini untuk dibelanjakan pada kurun 2020-2024, sumber terpercaya telah membenarkan kabar ini.
Dalam terminologi TNI AL kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) adalah kapal dengan fungsi eskorta (pengawalan) yang dilengkapi persenjataan rudal. Dengan terminologi ini klasifikasi kapal dalam Satuan Kapal Eskorta (SATKOR) menjadi lebar dari mulai korvet, kemudian fregat, dan destroyer.
Saat ini kapal yang masuk dalam SATKOR adalah korvet Fatahillah Class (3 kapal), Diponegoro class (4 kapal), Bung Tomo class (3 kapal), Martadinata class (2 kapal) dan nantinya Iver Huitfeldt class (2 kapal), total akan ada 14 kapal perang surface combatant.
Kapal latih KAL Kadet (photo : TNI AL)
Dengan telah dipensiunkannya Kapal Latih Fregat KRI Ki Hajar Dewantara 364 (KDA) pada tahun 2019 lalu (setelah lebih dari 35 tahun bertugas) sekarang ini terjadi kekosongan kapal tipe ini di lingkungan TNI AL. Kapal yang tersedia adalah KAL Kadet yang mengambil platform dari KAL 45 meter yang merupakan kapal latih milik Satuan Patroli (SATROL).
Jika melihat spesifikasi KDA, maka kapal ini tetap dimasukkan sebagai kapal eskorta dan mempunyai sensor (radar dan sonar) serta persenjatan lengkap yang terdiri dari meriam utama, rudal permukaan-udara, rudal permukaan-permukaan, torpedo, countermeasure dan juga helidek.
Fungsi latih fregat ini diwujudkan dalam :
-anjungan berjumlah 2 (asli dan latih), ibaratnya seperti dua kokpit pada pesawat tempur,
-ruang kabin awak yang lebih banyak,
-dilengkapi ruang kelas,
pada kapal latih KDA dan KAL Kadet jumlah anjungan dua buah diwujudkan dalam 2 lantai anjungan : bagian atas adalah aslinya sedangkan bagian bawah untuk fungsi latih.
Dua anjungan pada fregat KDA (photo : JPNN)
Melihat dari dana yang tersedia maka fregat latih kali ini dipastikan telah lengkap termasuk senjatanya (bukan lagi FFBNW). Kabarnya desain kapal ini akan menganut conformity dengan PKR yang telah beroperasi, sedangkan peralatan elektroniknya kemungkinan besar akan menggunakan produk Thales.
Mungkin akan timbul pertanyaan untuk PKR Latih ini akan menggunakan platform kapal apa? Jika kita melihat rencana TNI AL untuk menjadikan Sigma 10514 sebagai fregat standar maka peluang kapal Sigma 10514 (Martadinata class) bisa muncul, namun jika kita juga melihat rencana TNI AL akan menerapkan 1 Divisi Kapal minimal terdiri dari 4 unit kapal maka peluang kapal F2000 (Bung Tomo class) juga ada. Namun jangan salah bahwa KRI Ki Hajar Dewantara merupakan kapal tunggal di TNI AL. Kita tunggu saja pilihannya.
(Defense Studies)