31 Maret 2019
Tank medium Harimau buatan Pindad-FNSS, dalam pembicaraan intensif dengan Banglades dan Filipina (photo : jkgr)
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pelat merah PT Pindad (Persero) menargetkan bakal membangun pabrik di luar negari sebagai bagian dari ekspansi perusahaan. Direktur Bisnis Produk Pertahanan dan Keamanan Pindad Widjajanto mengatakan saat ini Pindad tengah menunggu hasil lelang untuk pembangunan pabrik tersebut.
"Kami ada rencana bangun pabrik di Asia Selatan lah, belum bisa menyebutkan nama negara. Doakan saja menang, pokoknya sudah masuk di Asia Selatan ini sudah masuk 3 besar," kata Widjajanto usai mengikuti Gowes Brompton Antihoax di Gedung Tempo, Jakarta Selatan, Sabtu 30 Maret 2019.
Widjajanto mengatakan jika lelang berhasil dimenangkan, Pindad bakal memiliki pabrik perakitan senjata di negara tersebut.
Selain itu, perusahaan pelat merah ini tengah membidik total penjualan sebesar Rp 5,2 triliun tahun ini. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 3,1 trilun.
"Tahun 2019, target kami 5,2 triliun untuk pendapatanya, untuk labanya tunggulah ini masih Maret, kami konsolidasikan dulu dengan tim di kantor," kata Widjajanto.
Adapun sepanjang 2018 kemarin, kata Widjajanto, Pindad mampu mencatatkan total penjualan sebesar Rp 3,1 triliun. Sedangkan total keuntungan yang diraup mencapai lebih dari Rp 100 miliar. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan pada 2017 yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp 92 miliar.
Sebelumnya diberitakan PT Pindad menargetkan laba bersih perusahaan 2019 mencapai RP 145 miliar. Perinciannya target kontrak sebesar Rp 7 triliun dan penjualan sebesar Rp 5,7 triliun.
Sementara itu, Direktur Utama Pindad Abraham Mose sebelumnya mengatakan amunisi dan senapan penembak jitu atau sniper buatan Pindad banyak diminati negara-negara luar. "Saat ini produk pertahanan yang mulai populer adalah senapan sniper, karena permintaan akan senapan ini banyak sekali," kata Abraham, seperti dikutip Antara.
Abraham menambahkan bahwa produk senapan sniper Pindad diminati dan dilirik oleh negara-negara ASEAN karena sudah diuji coba, dipakai, serta kecepatannya yang presisi. "Paling tidak ekspor kita naik terus dibandingkan dari tahun sebelumnya untuk amunisi, pistol, senjata dan kendaraan tempur. Kurang lebih 30 persen," katanya.
(Tempo)
Tank medium Harimau buatan Pindad-FNSS, dalam pembicaraan intensif dengan Banglades dan Filipina (photo : jkgr)
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pelat merah PT Pindad (Persero) menargetkan bakal membangun pabrik di luar negari sebagai bagian dari ekspansi perusahaan. Direktur Bisnis Produk Pertahanan dan Keamanan Pindad Widjajanto mengatakan saat ini Pindad tengah menunggu hasil lelang untuk pembangunan pabrik tersebut.
"Kami ada rencana bangun pabrik di Asia Selatan lah, belum bisa menyebutkan nama negara. Doakan saja menang, pokoknya sudah masuk di Asia Selatan ini sudah masuk 3 besar," kata Widjajanto usai mengikuti Gowes Brompton Antihoax di Gedung Tempo, Jakarta Selatan, Sabtu 30 Maret 2019.
Widjajanto mengatakan jika lelang berhasil dimenangkan, Pindad bakal memiliki pabrik perakitan senjata di negara tersebut.
Selain itu, perusahaan pelat merah ini tengah membidik total penjualan sebesar Rp 5,2 triliun tahun ini. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 3,1 trilun.
"Tahun 2019, target kami 5,2 triliun untuk pendapatanya, untuk labanya tunggulah ini masih Maret, kami konsolidasikan dulu dengan tim di kantor," kata Widjajanto.
Adapun sepanjang 2018 kemarin, kata Widjajanto, Pindad mampu mencatatkan total penjualan sebesar Rp 3,1 triliun. Sedangkan total keuntungan yang diraup mencapai lebih dari Rp 100 miliar. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan pada 2017 yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp 92 miliar.
Sebelumnya diberitakan PT Pindad menargetkan laba bersih perusahaan 2019 mencapai RP 145 miliar. Perinciannya target kontrak sebesar Rp 7 triliun dan penjualan sebesar Rp 5,7 triliun.
Sementara itu, Direktur Utama Pindad Abraham Mose sebelumnya mengatakan amunisi dan senapan penembak jitu atau sniper buatan Pindad banyak diminati negara-negara luar. "Saat ini produk pertahanan yang mulai populer adalah senapan sniper, karena permintaan akan senapan ini banyak sekali," kata Abraham, seperti dikutip Antara.
Abraham menambahkan bahwa produk senapan sniper Pindad diminati dan dilirik oleh negara-negara ASEAN karena sudah diuji coba, dipakai, serta kecepatannya yang presisi. "Paling tidak ekspor kita naik terus dibandingkan dari tahun sebelumnya untuk amunisi, pistol, senjata dan kendaraan tempur. Kurang lebih 30 persen," katanya.
(Tempo)